Jumat, 25 November 2011

Daun dan Biji Sirsak : Pestisida Alami Untuk Mengendalikan Wereng


Wereng adalah sebutan umum untuk serangga penghisap cairan tumbuhan. Ukuran tubuhnya kecil. Terdapat beberapa jenis hama wereng, beberapa diantaranya adalah wereng hijau dan coklat. Karena hanya bisa hidup dengan menghisap cairan tumbuhan, wereng menjadi hama penting dalam budi daya tanaman, selain sebagai pemakan langsung, wereng juga menjadi vector bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan dari kelompok virus.


Wereng memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Bahkan satu jenis wereng mampu menghasilkan keturunan yang tahan terhadap kondisi tertentu.

Penggunaan satu jenis varietas secara terus menerus bisa menjadi salah satu factor ledakan hama wereng. Untuk itu, penggiliran tanaman dan variditas perlu dilakukan untuk melakukan pemutusan rantai hidup wereng. Selain itu, penjarangan pada jarak tanaman juga mampu untuk mengurangi serangan hama wereng.

Untuk mencegah hama wereng, bahan yang sering digunakan adalah biji mahoni atau biji dan daun sirsak. Didalam bahan ini terdapat repellent (penolakkan serangga) dan antifeedent (penghambat nafsu makan). Berikut ini adalah tips pembuatan pestisida alami dari daun sirsak.

Untuk membuat pestisida alami dari daun sirsak diperlukan daun sirsak sebanyak satu genggam, rimpang jeringu sebanyak satu genggam, bawang putih dua sium, sabun colek 20 gr, dan air sebanyak 20 ltr. Daun sirsak berfungsi sebagai penghambat nafsu makan serangga, sedangkan jeringu dan bawang putih berfungsi untuk pengusir serangga dengan bau yang khasnya. Bawang putih juga mengandung alisin yang akan membantu pertumbuhan jaringan yang rusak. Sementara sabun colek berfungsi sebagai perekat ketika larutan di semprotkan.

Cara pembuatan :
Daun sirsak, rimpang jeringau, dan bawang putih ditumbuk sampai halus, kemudian dicampur dengan sabun colek. Campuran tersebut kemudian di rendam dalam air 20 ltr selama 2 hari. Larutan selanjutnya disaring dengan kain halus dan siap diaplikasikan. Setiap satu liter air saringan diencerkan dalam 15 ltr air kemudian disemprotkan merata pada bagian tanaman padi.

Cara lainnya :
Menggunakan biji dan daun sirsak yang sudah di cincang halus sebanyak 250 gr, dicampur dengan microba (efektif mikrorganisme) sebanyak 50 ml, tetes gula sebanyak 50 ml, dicamur dengan 1 ltr air. Keseluruhan bahan dimasukan dalam drum plastic, tutup drum rapat-rapat dan simpan di dalam ruangan hangat (20-35 celcius), dan tidak terkena sinar matahari langsung.

Adukan secara teratur dengan cara mengoyangkan ember dan tutup drum dibuka sebentar untuk membebaskan gas. Fermentasi akan mulai dan gas akan dibebaskan dalam 2-5 hari. Lalu masukan ekstrak yang dihasilkan kedalam botol plastic setelah disaring.

Penggunaan ekstrak dapat dilakukan dengan disiramkan ke tanah atau tanaman secara merata dalam bentuk larutan dengan dosis 5-10 cc/ltr air. Penyemprotan pada tanaman yang dilakukan setelah pertumbuhan tunas, secara teratur sebelum hama atau penyakit muncul, penyemprotan dilakukan sore atau pagi hari di waktu angin tidak bertiup kencang atau setelah hujan.

Selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Semoga konten yang ada bermanfaat.